Perjalananku untuk mencari cinta terus saja berlanjut, dan sekarang aku menemukan gadis lugu yang keibuan Siti Hajar namanya. Ia sangat keibuan. Dan yang aku kagum dia memanggil semua orang dengan sebutan nak, supir angkot yang lebih tua dipanggil nak, penjaga wc umum yang sangat tua juga dipanggil nak, pamanya dipanggil nak, ah.. aku bisa memakluminya inilah bakat keibuannya, aku hargai ini. “Siti.. kalau kita menikah nanti kami ingin punya anak berapa?” Tanya ku padanya dimalam yang penuh bintang itu.”Aku sayang sama anak-anak, jadi aku pengen punya anak 23 orang” Katanya dengan lugu, kembali bakat keibuannya keluar. 23 orang pasti rumah kami akan jadi pasar, pikirku dalam hati “Bagaimana kalau kita tambah 17 orang lagi, biar pas 40 orang” Kata ku agar hatinya senang. Ah Siti banyak sekali anak yang kau inginkan. Jangan panggil aku Nak, kumohon… aku kan kekasihmu.
Setelah beberapa minggu aku menghindar dari gadis-gadis luar biasa itu, aku jadi merasa kesepian. Sebenarnya aku ingin meilih salah satu diantara mereka tapi aku takut ada hati yang terluka. Pilih Wardha, aku takut dengan matanya yang bisa bongkar pasang, pilih Dewi, aku takut diamuk warga karena ayamnya pasti akan ada yang hilang setiap hari, pilih Putri, aku belum sanggup kalau harus mandi diempang setiap hari bisa jadi lele betulan aku. Ah aku semakin binggung, atau aku pilih Yoana saja, wanita perkasa berbulu kaki lebat, atau Yuli sibibir runcing nan tanjam, atau Lisa saja yang memiliki hobi menato gigi, Ah.. Pusing… Pusing… Oh… kenapa bayangan-bayangan wanita wanita hebat itu selalu ada dalam pikiranku, siapakah yang harus aku pilih.
Pikiranku kembali menerawang dan berhenti pada sosok gadis-gadis cantik lainnya, gadis-gadis yang pernah singgah dihatiku, Liz Fang tidak mungkin Ia memilih aku, pasti dia lebih memilih juragan pisang pilihan ayahnya. Apa aku harus memilih Nina sikeringat beracun, bisa lumutan badanku kalau disentuhnya, tapi tidak bisa kupungkiri aku suka dakinya. Ya aku sudah menentapkan pilhanku, Shinoda, ya dia orangnya, tapi… aku takut membawanya ke mall, pasti dilarang satpam orang-orangan sawah gak boleh masuk mall, Ah ternyata bukan dia pilihanku. Owh… wanita keibuan ini pasti pas denganku Siti Zahara, tapi… apa jadinya kalau dia memanggil ibuku dengan sebutan nak, dan selanjutnya ibuku memanggil dia Ibu mertua, wah.. gawat neh.. Pusing… Pusing…
Aku tertidur karena lelah memikirkan siapa yang aku pilih, Ah.. bermimpikah aku. Cantik sekali wanita itu. Rambutnya panjang terurai, Ah ini wanita idamanku. Aku mendekati wanita cantik yang berdiri membelakangiku sambil garuk-garuk kepala sekuat tenaga, aku harap kakinya tetap berpijak pada bumi, karena aku takut memiliki istri makluk halus. “Angel…., Angel Lisa.” Ia menyebut namanya dengan tersenyum, giginya yang dipasangi kawat duri seperti pagar rumah terlihat indah. “Nama yang indah…” Kataku. “Sedang apa dirimu disini… wahai gadis yang merona pipinya..” Kataku sedikit menggoda. “Aku adalah putri kayangan, aku diturunkan kebumi hanya gara-gara makan buah pace (mengkudu) kayangan, aku sangat suka makan buah pace (mengkudu), aku hanya bisa kembali kekayangan kalau aku menemukan Sun Gokong, untuk mengantar aku kesana, tapi kenapa aku bertemu dengan Patkai disini, tapi tidak apalah, langsung aja ya, apa kamu mau menjadi suamiku?” Kata Lisa sambil terus menggaruk kepalanya, dan sekarang makin keras. “Ah… siapa yang tidak mau menjadi pendamping wanita cantik seperti mu…” Kata ku. “Tapi kenapa dirimu terus menggaruk kepala….??” Tanya ku penasaran. “Selain suka makan buah pace (mengkudu) aku juga suka memelihara kecoak dirambutku, kalau nanti kamu menjadi suamiku aku ingin setiap hari kamu memberi kocoak-kocoak ini makanan” Katanya malu-malu manahan sakit, karena kawat duri yang dipasang digiginya nyangkut dibibirnya. Hah….!!! Aku tersentak dan terbangun dari tidurku.
Oh… ya.. hari ini aku ada janji jumpa dengan teman chatingku namanya Wiwid Trilili, belum pernah ketemu hanya lihat Photonya aja.. cantik sih.. walaupun lubang hidungnya terlihat begitu besar, semoga Ia tidak seperti dalam photonya. Ups… itu dia, wew… cantik sekali kulitnya hitam manis dan agak bersisik sedikit… ini dia gadis pujaanku, gumanku dalam hati. Tapi kenapa dia memakai cadar… ya.. aku bingung. “Wiwid ya…?” Tanya ku setelah ada didepannya. Ia tidak menjawab, ia hanya melenggak-lenggokan tubuhnya karena malu atau menahan sakit karena bisulnya mau pecah (hehe…mungkin kek gitu) “Kok gak dijawab…” Tannyaku lagi. Dengan mata indahnya ia menatap kearahku, aku tidak bisa memastikan mimik wajahnya, karena sebagian wajahnya tertutup cadar. Ah gadis ini sangat pemalu sekali, pikirku. “Bicara… sesuatu donk.. masa kita diam-diaman kayak gini?” kataku lagu… “Aku malu…” Ah dia bersuara dan ini membuat aku semakin penasaran “Malu…. Malu Kenapa?” Tanyaku lagi. “Malu untuk mebuka cadarku…” Katanya. “Aku kan tidak memintamu untuk membuka cadar..” Kataku lagi. “Tapi aku ingin membukanya..” Katanya memaksa. “Oh… yauda buka saja… gak papa kok…” Kataku. Dengan gerakan lambat ia membuka cadarnya. Dan…. Ah ternyata.. bulu hidung Wiwid Trilili panjang dan lebat sekali, bulu hidung itu dikepang dua dan diikat dengan pita warna merah dan kuning. Ahcc… kataku, sejenak aku tidak sadarkan diri.
Semenjak mimpi aneh dan kejadian itu, aku tambah binggun, padahal aku sudah ingin sekali menikah, aku tidak tahu dengan siapa aku menghabiskan uang sebanyak ini (ckickcic), akhirnya ada teman aku yang menyarankan agar aku datang saja kepenasehat cinta yang terkenal di kota ini. Fitria Susilaning, ya itu nama penasehat cinta yang sangat terkenal, sudah banyak kasus yang bisa diselesainya, kata kawanku, dan sekarang aku harus membuktikannya. “Ya.. masuk…” Suara seorang wanita yang agak serak memepersilahkan aku masuk. “Silahkan duduk…” Katanya setelah aku masuk, tapi aku terkejut. “Loh… bukannya mbak yang jualan jagung bakar disimpang tiga itu, kan…?” tanya ku, karena aku yakin pernah mengenalnya. “Ya.. kamu benar…, sekarang aku sudah ahli profesi.. sebulan lagi aku juga akan ahli profesi…” Katanya. “Menjadi apa mbak…” Tanyaku… “Penjaga WC umum di terminal.. yang ini sih sebenarnya buat sampingan aja, hobi sih” Jawabnya sambil ngebor kayak Mbak Inul. “Mbak suka juga ngobor ya… kayak Mbak Inul” Tanyaku… “Bukan ini bawaan semalam belum ilang, pegel.. soalnya aku juga buka jasa pembuatan sumur bor, semalam baru ngebor tujuh sumur..” Ia menjelaskan. Oh….. benar-benar wanita yang hebat, pikirku. “Jadi bisa kita mulai sekarang mbak…” Dan akhirnya aku menceritakan semua permasalahaan ku tentang percintaan. “Wah… kalau dilihat dari garis tanggan mu…. Kamu cocoknya menjadi suamiku, entar kalau kamu kebelet diterminal tak kasih gratislah…buang hajat sepuasnya” Katanya… dan aku pingsan untuk kesekian kalinya.
Ah… sudahlah.. aku menyerah dengan cinta, aku turuti saja keinginan orang tuaku yang akan menjodohkan aku dengan Janda kaya pengusaha sate bekicot dikotaku. Nyi Cocot namanya, walaupun orangnya tidak secantik dan sehebat para wanita yang pernah singgah dihatiku, tapi apa salahnya aku mencoba untuk mencintainya, aku mencoba untuk membuka hatiku. Oke aku siap untuk menjadi Ayah dari ketujuh anakmu. Kuharap cinta ini abadi….
0 comments:
Post a Comment